Selasa, 12 April 2016

Harun Al Rasyid Bin Kasum Kutawuluh


 Harun Al Rasyid Bin Kasum kelahiran Banjarnegra; Kutawuluh. Beberapa nama akunku, salah satunya Harun Harfan dan Harun Harvard. Adalah nama pernikahanku yang terakhir yang tidak diseebut "Al-Hawari Harun". Kutawuluh itu sendiri dibagi menjadi beberapa dusun atau desa karena kutawuluh merupakan Desa yang dipimpin kepala desa; ada kutawuluh blimbing, ada kutawuluh tinembang, ada kutawuluh kesangen, ada kutawuluh putihsari dan cikalan juga genting.

Aku lahir didesa di Banjarnegara; kutawuluh blimbing. Bapak kami membesarkan kami dengan usahanya yang kerja keras. Bapaku asalanya dari dukuh Kutawuluh blimbing sedangkan ibuku asalnya dari kutawuluh kesangen. Aku sudah berusaha untuk meniru kerja keras bapaku sepanjang hidupku, namun sepanjang perjalanan hidup itu aku belum bisa. Belum bisa setangguh bapaku.

Ya, bapaku bernama Kasum, saudaranya ada Kasman, Mingun, sampai ke saudara nomor terakhir Kasno juga koningah.  Bapaku pernah sakit parah karena sebuah perjuangan. Sementara aku bahkan tidak bisa melampaui diriku  sendiri. Aku merasa sangat payah. Tapi disisi itu aku sangat bersyukur kepada Allah swt, atas keluarga ku ini. Aku sering mengeluh tapi anugrah terbesarku “ya, di kutawuluh blimbing” yang diberikan-Nya bisa aku rasakan. Terimakasih, rasa syukurku kepada-Mu ya Allah.

Bapaku juga seorang yang berkelahiran Kutawuluh Banjarnegara, asli dari dusun blimbing; kutawuluh blimbing, Ya, seringkali orang disekitar kami menyebut dusun kami dengan sebutan kutawuluh blimbing. Letaknya persisi di depan lapangan kutawuluh yang sering disebut dengan “mbalong”. Sekilas lapangan itu terlihat lebat sehingga hampir sama dengan sawah. Ayahku  sudah meninggal pada tanggal 28 juni 2014, tepat pada hari sabtu. Tepat pada hari pertama puasa dan beliau sedang berpuasa.

Ditulisan blog ini, smoga saja bisa sebagai wahana silaturahmi, khususnya orang-orang dari desa kutawuluh, ya sekedar silaturahmi dalam dunia maya; jadi maaf saja saya tidak menyediakan minum sewaktu sobat membaca artikel ini.

Aku menempuh pendidiksn terakhir S1, dibidang seni rupa tepatnya pendidikan senirupa di universitas yang cukup ternama di jogjakarta yaitu UNY (Universitas Negri Yogyakarta). Bakat seniku sebenarnya mulai diakui dari sewaktu semasih kecil namun baru-baru diakui sebagai profesi  setelah masuk pendidikan sekolah menengah keatas pada waktu kelas 2 SMA, ya, aku sudah sangat senang menggambar sejak kecil, sejak sebelum sekolah TK. Aku juga sering bermain tanah liat dari kecil membentuk patung-patungan yang menurut aku dan teman-temanku merupakan sebuah permainan yang mengasikan. Namun sejak saat itu juga aku mengetahui tentang hukum patung karena aku diajari banyak hal oleh orang tua ku. Kutawuluh sendiri memiliki tanah yang sangat subur sehingga kita wajib bersyukur atas karunia Allah swt.

Sebagai seorang seniman aku memiliki banyak karya, karya lukis, seketsa, maupun karya 3D, seiringan dengan itu diujung akhir studi spesifikasi yg aku ambil adalah desain komunikasi visual. DKV khususnya pada bidang animasi atau kartun. Beberapa keahlianku ini lebih spesifik pada kemampuan intrapersonal sehingga aku bisa memanfaatkanya dalam situasi dan kondisi apapun.


Kutawuluh blimbing menyajikan berbagai suasana seni yang bisa dinikmati, seni adalah bagaimana kita cara kita menikmati hiruk pikuk kehidupan walaupun itu tidak apa-apa, walaupun hanya kita sendiri dan alam semeesta.

Kesangen, juga merupakan sebuah dusun yang nyaman, banyak sawah bnayak pepohonan yang keren rindang dan sejuknya. Di dusun kesangen juga terdapat kuburan yang terkenal lho.. kuburan pahlawan, ya dikuburan pahlawan itu aadalah orang-orang yanng mayoritas bekerja untuk memperjuangkan kedamaian kutawuluh pada zaman dahulu. Dulu ada pembangunan jembatan perairan besar disekitar kuburan pahlawan. 

Aku memiliki saudara di setiap dusun kutawuluh, dan sepertinya semua orang kutawuluh juga sama seperti itu karena sejatinya orang-orang punya saudara bahkan ada satu kampung yang isinya memang saudara semua. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar